April 15, 2012

Menunggu Hujan

Dan di sini hujan ini menderas
Menderas dan menderas lagi
Seperti hujan ilusi tanpa mimpi esok hari
Dan lalu hujan pun turun lagi
Di sini
Sore ini
Mungkin sebenarnya, yang menunggu hanya ingin menjadi yang ditunggu
Sedangkan yang ditunggu, ingin tahu rasanya menunggu
Kita menunggu  hujan, atau hujan menunggu kita? Jadi saling menunggu?
Yang ditunggu tak merasa menunggu, yang menunggu tak merasa ditunggu.

(Maret 2012)


That I Would Be Good

Konon sebuah lagu bisa menjadi sumber kekuatan atau inspirasi di saat kita sedang jatuh, terpuruk atau hampir putus harapan. Seperti lagu yang satu ini, indah dan menyentuh..

That I Would Be Good by Alanis Morissette

That I would be good even if I did nothing
That I would be good even if I got the thumbs down
That I would be good if I got and stayed sick
That I would be good even if I gained ten pounds

That I would be fine even if I went bankrupt
That I would be good if I lost my hair and my youth
That I would be great if I was no longer queen
That I would be grand if I was not all knowing

That I would be loved even when I numb myself
That I would be good even when I am overwhelmed
That I would be loved even when I was fuming
That I would be good even if I was clingy

That I would be good even if I lost sanity
That I would be good
whether with or without you


Ocehan bersama Note


Hai note lama tak berbincang denganmu, saat aku mulai menuliskan baris kata-kata ini bersamaan dengan turunnya hujan yang membasahi jalan. Hujan sepanjang pagi ini membuatku dingin namun itu tak membuatku menjadi malas dan menarik selimut dalam-dalam. Ya, walau tak bisa kupungkiri cuaca adakalanya memang bisa jadi pengaruh. Tapi tidak untuk musim ini, walau ingin sekali ada yang dapat membawaku pergi berlibur..hmm, tapi kurasa belum saatnya. Karena rasanya pasti kurang nyaman pergi berlibur dengan meninggalkan setumpuk tugas kuliah. Kamu pasti setujukan?

Oke note, pasti kamu bertanya-tanya atau sedang berpikir apa yang kali ini akan aku ocehkan? Itu pun kalo kamu bisa berpikir? Sebenarnya aku hanya sedang bingung, bingung tentang suatu hal. Kamu tau tidak bingung itu apa? Bingung itu saat kita sedang mencari alamat yang ingin dituju, sudah bertanya-tanya pada banyak orang tetap saja tak bisa menemukan alamat yang dimaksud. Mungkin karena penunjuk jalan di negeri ini tidak jelas.

Di indonesia, mungkin rambu penunjuk jalan itu tak terlalu dianggap penting. Lagi pula tata kotanya kebanyakan tidak jelas.  Tidak heran kalo mungkin ada ratusan atau bahkan ribuan orang setiap harinya yang bingung, nanya-nanya arah jalan di jakarta. Wah menarik note, klo ada data, info survei soal kota itu, di indonesia dan dunia. Kota – kota  mana saja yang jalan - jalannya tidak membuat bingung, petunjuk – petunjuk jalannya jelas, lengkap,  bersahabat dengan pendatang? Kira – kira pernah ada survei semacam itu tidak ya?

Maaf note kenapa jadi ngalor ngidul soal kebingungan petunjuk jalan di ibu kota!! Simpelnya mungkin karena alamatnya palsu :D. Bisa jadi begitu note, di jaman yang penuh kepalsuan ini bukan cuma alamat palsu Ayu Tingting yang penyanyi terkenal itu saja note, tapi juga ada janji palsu para pejabat dan petinggi kesohor negeri ini yang buat banyak orang jadi semakin bingung. Mungkin mereka (petinggi) itu juga punya kebingungannya sendiri, bingung bagaimana memenuhi janji-janji yang sudah terlanjur  terucap saat kampanye. Ah, tapi aku sedang tidak ingin membahasnya. Bisa panjang lagi daftar janji yang akan diurai.
Baiklah ini soal kebingunganku note, apa kau masih setia mendengarku? “Tentu pastinya”,

Tiba-tiba saja segalanya menjadi rumit buatku note mungkin juga buatnya, jika benar demikian maka aku merasa menjadi orang yang sangat jahat karena telah membuat beban dan ketidaknyamanan bagi hidup seseorang. Berminggu-minggu kita menjadi sepasang manusia yang begitu asing. Padahal kita telah melewatkan kehidupan di musim yang sama, walau tumbuh di dua pohon yang sama sekali berbeda. Seolah kita telah menjelma bagai dua prajurit yang telah menanam ranjau di medan perang dan sama-sama berhati-hati agar tidak menginjaknya. Kau mengerti maksudku note? “Ya, teruskanlah”,

Ya, jika boleh jujur note aku merasa sangat kehilangan, kehilangan seorang teman yang menurutku sejiwa. Pada awalnya ku pikir aku adalah orang yang beruntung karena bisa menemukan teman yang dapat saling mengisi, bertukar pikiran dan tentunya tempatku bertanya mengenai banyak hal yang tidak kumengerti. Tapi itu hanya berlangsung singkat note, entah apa penyebab pastinya aku pun belum bisa mengerti hanya saja kini aku merasa dia telah menghilang bahkan sebelum semuanya dimulai. Sebenarnya masih ada banyak hal yang ingin kuceritakan, kubagi, dan kutanyakan padanya. Namun dia mengatakan lampu telah mati dan ceritapun telah di tutup.

Aku pun merasa bahwa kehidupan ini memang soal memperoleh dan kehilangan. Setiap perolehan adalah satu kehilangan yang lain dan apa yang diperoleh tak pernah mampu membayar rasa kehilangan. Dan dalam hidup kita harus prepare untuk itu, meskipun waktu tak pernah cukup untuk mencerna semuanya. Dan pertanyaan yang membuatku berada dalam kebingungan ini adalah Tuhan ciptakan satu bumi. Tapi manusia ciptakan banyak dunia..berbeda-beda. Bisakah kita ada di dunia yang sama?

Ohy note, kau tahu setiap kehilangan itu juga menyisakan rasa sakit. Tapi aku akan meminjam perkataan John Lenon, “mari kita ukur rasa sakit itu menggunakan Tuhan”. Tepat sekali apa yang dikatakan John, menghalau kebingungan dan rasa sakit dengan jalan berpegangan pada tali Tuhan. Tapi maksudku disini Tuhan bukan hanya sebagai pelarian, walau kadang manusia menggunakanNya hanya sebagai pelarian semata. Namun setidaknya menurutku itu adalah pelarian yang tepat. Pelarian, Penghiburan Diri, dan Pelupaan. Ketiganya memang tidak menyelesaikan masalah. Tapi kita setia menjalaninya dalam kehidupan sehari-hari, dengan suka, luka, atau kecewa.

(Maret-April 2012)


April 12, 2012

Hidup dan Nasib


Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan sporadis, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holistik yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apa pun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak terbantahkan. - Harun Yahya

Menulis


“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun ? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” (Anak Semua Bangsa, Pramoedya)

Dewasa


Siapa pun yang meninggalkan usia remaja tanpa terluka tak pernah bisa menjadi orang dewasa yang sempurna (Pergilah Ke Mana Hati Membawamu, Susanna Tamaro)

Comforting Souds


Aku tidak merasa baik-baik saja meskipun suara – suara menghibur yang kau buat
Aku tidak merasa baik-baik saja karena kau membuat janji untuk pergi
Sulit untuk memahami, merasa seolah-olah aku merasakanmu melalui lensa
Dan mungkin kau pun tahu itu, tapi entahlah..
Begitu banyak isyarat di dunia ini, namun tak semua orang bisa menangkap
Atau mungkin kau benar, aku memang bukan petanda yang harus dimengerti dan dicari jawabannya

Jujur aku pun berusaha untuk menghindarinya
Jujur
Kembali ketika kita masih kecil, kita akan tahu kapan kita harus berhenti
Dan sekarang jika orang lain datang
Aku hanya duduk mendengarkan, tanpa bisa merasakan
Tumpul dan kelelahan seperti  terjadi perang hebat yang tak kunjung sanggup ku damaikan

Kau tahu dalam peperangan, senja yang merangkak ke arah malam adalah ketabahan demi ketabahan
Sebuah ketabahan yang keras untuk bertahan pada realita
Tentang perjuangan yang menyimpan banyak kisah pedih hari demi hari
Tapi sebuah senja juga menyelipkan rahasia; tentang bahagia yang sementara tertunda

April 1, 2012

Ada Yang Lebih Dari


Ada yang lebih malam dari gelap. Terang namanya.
Ada yang lebih jernih dari mata air. Air mata namanya.
Ada yang lebih tenang dari danau. Sentuhan namanya.
Ada yang lebih ringan dari kapas. Pikiran namanya.
Ada yang lebih berat dari hari. Pikiran namanya.
Ada yang lebih leluasa dari pagi. Malam namanya.
Ada yang lebih tenggelam dari malam. Angan namanya.
Ada yang lebih dingin dari salju. Rindu namanya
Ada yang lebih jauh dari mata. Perasaan namanya
Ada yang lebih dekat dari hati. Perasaan namanya
Ada yang lebih tinggi dari langit. Impian namanya
Ada yang lebih mewah dari waktu. Tidur selamanya.