January 10, 2012

Air Mata di Januari


Dear Note, kini aku benar-benar lelah, kepalaku pusing. Pusingya melebihi ketika aku membaca buku filsafat dan tersesat di dalamnya. Berpikir keras, mencoba menemukan jalan keluar dengan jalan yang berkelak-kelok membuatku semakin frustasi. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan disaat-saat seperti ini selain menangis. Air mata. Ya, ini adalah teman paling sejati untuk berbagimenumpahkan segala beban perasaan dan pikiran. Aku juga pernah membaca di sebuah artikel bahwa menangis itu baik. 

Psikolog menyarankan untuk menangis sebagai langkah awal menyembuhkan stress. Ketika mengalami banyak tekanan, kita akan menangis. Air mata mengandung protein dan berbagai hormon, termasuk hormon stress. Hormon stress ini lah yang bisa menyebabkan gangguan di dalam otak kita. Makanya setelah menangis, biasanya syaraf tubuh kita tidak tegang lagi. So, kalau memang beban berat sudah tidak bisa ditahan lagi, menangis lah :’(


“Note, apakah aku telah menjadi cengeng?”

“Tidak, jangan khawatir, kamu hanya mencoba melihat dengan jelas ada apa di balik semua ini….”,  Jawab Note.

Justru air mata yang tidak keluar itu akan mengendap di hati. Akhirnya air mata itu akan mengeras di sekeliling hati kita dan melumpuhkannya, sama seperti endapan air kotor melumpuhkan gigi roda mesin cuci. Jadi, menangis lah sebab Tuhan telah mencipta buti-butir air mata itu untuk kau tumpahkan. Tuhan ingin melembutkan hatimu dengan mutiara indah yang mengalir di pipimu. Dia Maha Tahu kapan waktu yang tepat untukmu menangis, menangis lah :’(

Thanks Note, sekarang aku mengerti. Sebuah tema lain kehidupan yang diciptakan lewat air mataagar kemudian, suatu saat, entah kapan aku bisa menggambarkan kehidupanku dengan tema lain yang lebih indah. Air mata di bulan Januari ini memberiku sebuah hikmah yang teramat. Tanpa kesedihan aku tak akan pernah tahu apa itu kebahagiaan. Tanpa keterpurukan aku tak pernah bisa mengerti artinya kebangkitan. Dengan air mata yang mengalir aku akan menjadi lebih menghargai setiap rasa pada senyum yang terpancarkan. Dengan air mata ini aku pun menjadi lebih tersadar akan kehadiran Sang Pencipta. Aku pun menjadi ingin sering menangis di hadapanNya karena hanya Dia yang bersedia menerima air mata ku. Aku percaya apa pun warna air mata ku hari ini Dia lah yang  paling tulus mendekapku kapan pun aku mau. Betapa melegakannya bisa menumpahkan ini semua, menangis lah :’(

10 Januari 2012, 2:49 PM

No comments:

Post a Comment